BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar.
IPA
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui
pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu
dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di
tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran. Salingtemas (Sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar
untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan
kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Pembelajaran
IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja
dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah. (Badan Standar Nasional
Pendidikan. 2006: 47).
Berdasarkan
pengamatan penulis selama ini, pembelajaran IPA yang dilaksanakan di
sekolah-sekolah kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berpikir dan menemukan sendiri pengetahuan yang dipelajarinya. Padahal
pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek penting kecakapan hidup. (Badan Standar Nasional Pendidikan.
2006: 47). Guru sebagai pendidik cenderung mencekoki siswa dengan
keterangan-keterangan yang notabene sulit dipahami siswa. Ia terlalu bangga
dengan kemampuan yang dimilikinya dan menganggap bahwa guru adalah
segala-galanya. Guru adalah yang mahatahu dan siswa harus menurut apa yang
dikatakan oleh guru.
Kurangnya
pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir dan menemukan sendiri
pengetahuan yang dipelajarinya berakibat pada rendahnya minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran IPA yang pada akhirnya akan berakibat pula pada
rendahnya prestasi belajar IPA siswa. Hal ini bisa dilihat saat siswa mengikuti
pembelajaran di kelas. Siswa terlihat malas untuk belajar. Suasana belajar di
kelaspun tampak lesu. Siswa merasa enggan untuk mengikuti pelajaran yang
disampaikan guru. Siswa hanya duduk manis dan pasif. Guru yang menjelaskan
materi pelajaran tidak dihiraukan lagi. Bahkan sebagian siswa merasa
terkantuk-kantuk bila mendengarkan penjelasan guru.
Hal ini tidak
boleh dibiarkan berlarut-larut. Karena kalau tidak segera ditangani akan
berakibat pada rendahnya prestasi belajar siswa. Guru sebagai penanggungjawab
keberhasilan belajar harus segera mengambil tindakan dan memikirkan
langkah-langkah untuk memperbaiki kondisi belajar peserta didik. Untuk itu guru
perlu memikirkan strategi belajar yang mampu pemberian kesempatan kepada
peserta didik untuk berpikir dan menemukan sendiri pengetahuan yang
dipelajarinya.
Guru sebagai
pendidik sudah harus mulai meninggalkan gaya
mengajar lama yang mengeksplorasi pemberian ceramah kepada siswa. Guru harus
mulai memikirkan strategi mengajar yang lebih banyak melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran. Siswa harus aktif dalam pembelajaran. Keterlibatan guru
dalam pembelajaran harus dikurangi. Guru jangan terlalu memonopoli
pembelajaraan. Ia harus lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
terlibat dalam pembelajaran.
Guru harus
segera memperbaiki strategi pembelajaran yang digunakan selama ini. Guru harus
lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri
pengetahuan yang dipelajarinya serta berpikir inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek penting kecakapan hidup. (Badan Standar Nasional Pendidikan.
2006: 47).
Salah satu metode pembelajaran yang
mampu memberikan kesempatan kepada siswa adalah metode pembelajaran inquiry (penemuan). Dalam pembelajaran inquiry (penemuan), siswa didorong untuk
memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan
prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri, Bruner (1966). Belajar dengan
penemuan (inquiry) mempunyai beberapa
keuntungan. Pembelajaran dengan inkuiri memacu keinginan siswa untuk
mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka
menemukan jawabannya. Siswa juga belajar memecahkan masalah secara mandiri dan
memiliki keterampilan berpikir kritis karena mereka harus selalu menganalisa
dan menangani informasi.
Bertitik tolak dari latar belakang
permasalahan tersebut di atas maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul
“Meningkatkan
Kemampuan Identifikasi Terhadap Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Benda dengan
Menerapkan Strategi Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA pada
Siswa Kelas VI SDN .................. Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang Tahun
Pelajaran 2011/2012”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah
di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah cara meningkatkan
prestasi belajar IPA siswa kelas VI SDN .................. dengan metode ingkuiri?
2.
Apakah metode inkuiri mampu
meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas VI SDN ..................?
3.
Apakah metode inkuiri mampu
meningkatkan minat belajar siswa kelas VI SDN ..................?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas,
penelitian ini bertujuan untuk:
- Meningkatkan prestasi belajar IPA
siswa kelas VI SDN .................. dengan metode ingkuiri.
- Mengetahui apakah metode inkuiri
mampu meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas VI SDN
...................
- Mengetahui apakah metode inkuiri
mampu meningkatkan minat belajar siswa kelas VI SDN ...................
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat
:
- Bagi siswa untuk meningkatkan
prestasi belajar IPA.
- Bagi guru dapat memberikan
tambahan pengayaan cara mengajar IPA dengan menerapkan metode inkuiri
sehingga proses pembelajaran lebih beragam dan tidak terkesan monoton
serta mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.
- Bagi lembaga dapat dijadikan
sebagai bahan masukan informasi tentang salah satu alternatif cara
pembelajaran IPA pada siswa dengan metode inkuiri.
E. Batasan Masalah
Materi pelajaran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah memahami
faktor-faktor penyebab perubahan benda.
Selengkapnya silakan download disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar